Melanjutkan pendidikan
di perguruan tinggi merupakan harapan saya setelah lulus SMA. Memperhatikan keadaan
ekonomi keluarga saat itu membuat saya memilih mengikuti seleksi masuk pada perguruan
tinggi ikatan dinas yang memberikan pendidikan gratis hingga menjadi sarjana. Sayangnya
saya tidak lolos dalam seleksi tersebut. Kemudian saya memutuskan untuk mencari
pekerjaan. Kemudian saya bekerja di Afif Jaya sebuah toko alat tulis yang
menyediakan jasa fotokopi.
Bekerja di Afif Jaya merupakan
awal mula saya mengenal Universitas Terbuka (UT) melalui seorang pelanggan yang
bernama Ari Wijayanti. Beliau merupakan guru wiyata bhakti di MIM Gunung Wates yang
sedang menempuh pendidikan S1 PGSD di UT. “Bagaimana bisa seorang guru yang
aktif mengajar menjadi seorang mahasiswa?” sebuah pertanyaan yang mendorong
rasa ingin tahu saya. Kemudian saya mencari informasi di internet tentang UT. Saya
menemukan alamat web resmi UT yaitu www.ut.ac.id.
Ternyata pertanyaan saya terjawab di web tersebut.
UT merupakan Perguruan Tinggi
Negeri ke-45 di Indonesia yang menyelenggarakan sistem belajar jarak jauh dan
terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap
muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak
(audio/video, komputer/internet, siaran radio, dan televisi). Makna terbuka
adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi,
dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa
UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang
sederajat) untuk Program Sarjana dan Diploma.
Saya mengenal lebih dalam UT dan
tertarik dengan program S1 PGSD. Ketertarikan untuk menjadi mahasiswa S1 PGSD UT
tidak langsung bisa saya wujudkan. Ada salah satu syarat yang tidak bisa saya
penuhi saat itu yaitu menjadi guru minimal 1
tahun masa kerja. Kemudian saya meminta saran kepada Bu Ari Wijayanti
agar saya bisa menjadi mahasiswa UT program
studi S1 PGSD. Beliau menyarankan saya untuk melamar menjadi guru di sekolah
dasar tempat beliau wiyata bhakti. Saya memasukan lamaran di sekolah tersebut namun
kepala sekolah akan memusyawarahkan terlebih dahulu dengan pihak komite, sebelum
memutuskan menerima atau menolak saya.
Beberapa hari kemudian saya
mendapatkan kabar bahwa sekolah tersebut belum membutuhkan tenaga guru baru. Kemudian
saya memutuskan untuk bekerja kembali. Setelah beberapa bulan saya bekerja
tiba-tiba saya mendapat kabar dari Bu Ari Wijayanti bahwa beliau berhasil lolos
seleksi CPNS. Beliau dengan persetujuan kepala sekolah dan komite meminta saya
untuk menggantikan posisinya di MIM Gunung Wates. Kemudian saya menerima
permintaan beliau untuk menjadi guru wiyata bhakti di MIM Gunung Wates.
Setahun menjadi guru, kemudian saya
mulai mempersiapkan untuk mendaftar kuliah S1 PGSD di UT. Pada masa registrasi
2010.2 saya resmi menjadi mahasiswa UT progam studi S1 PGSD UPBJJ Semarang
Pokjar Suruh. Menuntut ilmu di UT merupakan kebanggaan tersendiri buat saya,
dimana saya bisa meningkatkan kualifikasi akademik sekaligus mempraktikkan
langsung ilmu yang saya dapat dengan menjadi seorang guru.
Bersama UT semoga saya mampu
menjadi seorang guru yang bisa mendidik generasi bangsa dalam memagari pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya nasional. Mampu mendidik generasi
bangsa untuk terus membangun dan memperkuat pagar bangsa dalam mewujudkan
kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Sehingga akan tercipta Indonesia yang
maju dan bersatu.
#Lomba Blog Dies Natalis Universitas Terbuka ke-31